Mendaki Gunung Prau



Di tulisan kali ini, aku bakal share pengalamanku mendaki gunung Prau. Yap, gunung ini memang lagi populer banget karena katanya cocok untuk pendaki pemula. Dan setelah mendaki gunung ini, aku juga setuju kalau gunung ini cocok buat pendaki pemula karena medannya yang nggak terlalu berat dan karena memang gunungnya nggak terlalu tinggi. Tapi jangan bayangin mendaki gunung itu nggak capek yaa, walaupun medannya nggak berat, tetep aja capek.

Sebelum berangkat, aku udah cek di google jalur pendakian mana yang paling efisien. Dan ternyata hampir semuanya merekomendasikan jalur Patak Banteng. Kenyataannya, jalur ini memang jalur yang paling sering dilewati dan paling rame. Sedikit info buat kalian, Gunung Prau ini termasuk gunung yang rame banget, apalagi di waktu holiday atau weekend. Nah kebetulan aku mendaki saat weekend :( jadi yah sebenernya kurang bisa benyatu dengan alam karena banyaknya pendaki lain, sampai-sampai perjalananku tersendat karena harus ngantri untuk gantian lewat sama orang lain. Saranku kalau kalian emang pengen suasana yang sepi lebih baik mendaki di weekday.

Waktu yang paling enak (menurutku) untuk mendaki adalah sore hari, karena matahari udah nggak silau dan malamnya kalian sudah bisa sampai ke puncak, bikin tenda, lalu istirahat dengan nyaman. Tapiii sayangnya karena beberapa kendala, aku baru sampai ke Patak Banteng jam 00.00 WIB, dan sampai di puncak 2-3 jam kemudian. Jam 3 pagi kita udah kelar bikin tenda, dan langsung istirahat. Karena aku mendaki saat musim kemarau, jadi langit kelihatan cerah banget, dan kelihatan bintang-bintang membentuk galaksi, milky way warna biru tua ada ungu-ungunya gitu deh keren parah, tapi sayangnya nggak bisa difoto pakai hp, kalau pakai DSLR lumayan keliatan dikit, tapi nggak sekeren aslinya.

Setelah itu, jam 5 pagi kita udah harus bangun kalau nggak mau ketinggalan momen sun rise. Kebetulan pagi itu sama sekali nggak berkabut, jadi prosesi wajib liat sunrise bisa terlaksana dengan baik. Oh ya, kalian harus pinter-pinter milih waktu dan musim, karena banyak juga orang yang nggak bisa lihat milky way dan sunrise sama sekali karena kabut. Hal ini nih yang bikin kecewa, udah jauh-jauh ke gunung, eh ternyata yang dilihat kabut doang hehe. Momen sunrise emang wajib foto-foto sih, tapi jangan lupa jagain barang-barang berharga kalian, jangan sampai ditinggal di tenda gitu aja yaa, mengingat disana ada banyak banget orang.

Kalau udah berasa laper, sekitar jam 9an (kayaknya) kita memutuskan untuk masak :) yippi. Jangan lupa bawa makanan yang real food, jangan yang instan doang yaa. Jangan bayangin masak di gunung itu kayak di film-film yaa. Karena kondisi musim kemarau, jadi banyak banget debu berterbangan kesana kemari. Alhasil masakan kita terkontaminasi debu-debu dan tanah (asli banyak banget yang masuk ke makanan pas masak, tapi tetep aku makan karena laper). Setelah itu kita cuma ngelakuin kegiatan santai-santai aja, dan turun lagi sekitar jam 2 siang. Gitu aja sih, tapi fun kok. Jangan lupa bawa masker ya kalau nggak mau hidung kalian penuh tanah+lendir. Pastiin juga tubuh kalian dalam kondisi yang fit. JANGAN NYAMPAH SEMBARANGAN

Have fun :)

Komentar